Rabu, 21 Desember 2011

satu, dua, tiga, empat...

 Bakti Widiarti

(1)

Lama Tak Jumpa


Apa kabar?

Apa kabar rambut indahmu?
Apa kabar matamu?
Apa kabar lenganmu?
Apa kabar dadamu?
Apa kabar bibirmu?
Apa kabar kata-kata itu?

Apa kabar?
    
Jogja, 23:55 pm, 28 Juni 2005 

(2)
Pulang #1

Mencintaimu
sama seperti menatap rumahku
yang berada jauh di atas bukit
tanpa aku tahu bagaimana aku bisa sampai ke sana.

(03 Juli 2005)


Pulang #2

Akhirnya, aku memutuskan untuk pulang
Tetapi tidak ke rumahku
Aku mau pulang ke rumahmu
Sebab rumahmu ada di dalam hatiku.

 (25 Juli 2005)


(3)

21

Berkalikali kita menjadi penonton

kamu dan aku menyaksikan film-film bertema cinta
dengan judul yang tak pernah serupa

kita mengantri di loket yang berbeda
tetapi akhirnya selalu memilih duduk di bangku yang itu itu juga

sejuta cerita adalah koma
sebagaimana cerita dalam hidup kita yang terus ditulis oleh tangan waktu pada halaman jaman yang lembarnya berakhir
sebagai kertas pembungkus nasi kucing di warung angkring

seringkali aku berlagak bodoh,
dan kamu berpura-pura mati
lalu ada saat-saat kita mencuri waktu
bukan dari laci Doraemon atau kantong ajaibnya
untuk sebuah permainan berburu
dengan senapan dan peluru semu

kamu menjadi penggoda
dan aku kembali menjadi pendusta

di kali yang lain kamu adalah pengembara
yang selalu nyasar di jalan yang sama
: serangkaian jalanjalan dalam sebuah labirin
dengan seribu kemungkinan dan gang-gang buntu

di sana selalu kamu temukan sebuah tiang berlampu merkuri dan bayangan seorang perempuan yang tengah duduk, menuliskan serangkaian ceritera dan kata-kata
tentang seorang anak lelaki yang hilang dan tersesat
seperti dirimu

lantas kamu selalu mencuri kesempatan untuk bisa menyapanya,
berharap bisa menemukan dirimu di dalam dirinya
tetapi dia selalu membalas sapamu dengan sebuah senyum
yang tak pernah berhasil kamu terka maksudnya

kamu hanya bisa lihat lembaran ceritera
dan puisi tentang dirinya, juga tentang seorang anak lelaki
yang seringkali buta arah dan nyasar seperti dirimu
terserak di dekat kakinya

terkadang kamu nekat bersijengkat,
mencuri beberapa lembar untuk kamu baca
tetapi semuanya hanya membuat kamu makin jauh tersesat,
terjebak ke dalam kertas-kertas dan tinta penanya
terjebak dalam kisahkisah malam di sorot matanya
dimana sebuah perhentian sementara terletak

dan aku, adalah pemilik perhentian sementara
dengan beberapa penghuni setia
sebagian tampak selalu datang bertandang
setelah beberapa pamit pergi dan berganti
sementara lainnya pergi diam-diam

mereka orangorang lelah
orangorang lupa
orangorang mogok bicara
orangorang yang tuli karena menyumpal telinga mereka dengan botol air mineral, karton jus tomat dan bungkus rokok
juga orang orang yang gagal membunuh cinta dengan pisau dan racun arsenik walau ketika cinta
sedang lelah, lengah dan tak berjaga

tetapi terima kasih telah singgah,
terima kasih juga karena telah pergi,
dan terima kasih karena telah turut berdiri
pada barisan antrian reservasi

akan ada ucapan selamat datang yang selalu menanti
dan ucapan sampai jumpa lain kali

April 2007


(4)

Lelaki Bumi Lelaki Langit



Kaki-kaki letih perempuan ini masih saja
Setia pada perjalanan
Segala apa telah tua
Seperti cinta;

Ia adalah sebuah persinggahan usang
Bukit batu dengan padang ilalang
Di samping mata air kehidupan

Aku; perempuan ini, menyetiai perjalanan tua
Dan yang tua padaku makin renta
Lalu satu demi satu datang kepada iblis pencatat kematian
Di gerbang pelataran berhias pusara dan nisan

Apa boleh buat,
Gravitasi tak dinasibkan sebagai pecundang

Lalu kau; Lelaki,
Seperti bumi
Sejauh apapun kulari, tapaktapak kaki letih ini
Akan kembali padamu
Kau adalah bumi yang menggravitasi

Kau
Seperti langit dan udara
Berhias arakan awan;
kawanan migrasi burung-burung
juga hamparan langit cahaya
mega bintangbintang purnama dan bulan kejora

Sejauh apapun kupergi yang kuhirup dan kutatap
Tak bukan; akhirnya hanya kau

Dan aku selalu padamu
Telah lelah tetapi tetap berjalan
Mendaki kaki bukit batu berpadang ilalang

Hendak melarung kematian-kematian segala apa padaku
Di hulu mata air kehidupanmu



Blunyah, 11 April 2004 – 30 Maret 2007


so you said there is nothing special between us?


Henny Chrysant Ansharie

It's very interesting statement. Let me remind you about all the messages we sent each other, includes all the cheesy thing about saying "buona notte or buon giorno". Well, okay it's not that special, what about sms that you sent me when you felt bored waiting for your departure in airport. Did you send to other girl too? And what about the painting you made and gave it to me? Did you give to other girl too? or the souvenir from your country crafted Mother Theresa, just after I mentioned once (only once) about it. Did you also give the same souvenir  to ur other female friend, if yes, what a coincident what she likes and what I like, and how thoughtful you are buying that such thing. Ohh, and the chocolate... well it was okay, but compare to my Lindt chocolate, i think... it was nothing special.. well thanks anyway!

so you said there is nothing special between us, thus i packed all the things from you, in a box, or maybe just throw it in my garbage can. That  stuff you gave me is beautiful anyway, but since you said nothing special about us, I should have kept it somewhere away from me. I can buy it someday when i travel to your country... and also the painting you made, I was thinking to tear it in two but I am not that rude, and I have deleted all your messages along your number. And you want us to be in a distant,  I am more a traveler than you are, I think you know. And you think I am a big kid, well at least I don't need somebody to tell about what I am thinking. Why should you need somebody to be your messenger only to say that there is nothing special between us? And if you somehow knew what I did, it's simply because what you said about me, and what you want, and I am the one will help you to have what you want.

Yes, realizing being not special is hurt, and also knowing how you wanna have a distant, but let me do it.  Maybe this is the last thing I could do as a person who used to be closed to you (once).

So, Ok I am done, don't feel too cocky about that I love you, I am supposed to be cocky about that, because I have my face to talk about it directly to you. And I am not lying to myself. Beside I am not such a person who changing thoughts easily. Saying this thing today and saying totally different at the other day. So, good luck for your life and I will let you know there is absolutely no way for you to make me feel even worse!!

Selasa, 13 Desember 2011

beriburibu kali jatuh cinta, beriburibu kali patah hati kemudian.

kritz


*Freddie Mercury – Love Me Like There is No Tomorrow*

Lebih dari tigaribu hari aku jatuh cinta tak henti.
Lebih dari tigaribu hari aku menabur rindu.
Lebih dari tigaribu hari aku merangkai setia.
Lebih dari tigaribu hari aku nyaman dalam dekap pelukmu.
Lebih dari tigaribu hari cintaku terus membara.

*The Corrs feat. Alejandro Sanz – The Hardest Day*

Hari ini jumat ke enampuluhlima.
Lebih dari empatratuslimapuluhlima hari aku patah hati tak henti.
Lebih dari empatratuslimapuluhlima hari aku menahan rindu.
Lebih dari empatratuslimapuluhlima hari aku masih setia merapihkan serpihan hati yang berantakan.
Lebih dari empatratuslimapuluhlima hari aku merangkai bayang dirimu agar bisa kupeluk.
Lebih dari empatratuslimapuluhlima hari aku membunuh rasa cinta yang tak kunjung padam.

*Adele – Someone Like You*

Aku pernah membencimu. Sangat.
Namun menambah kepedihan hati.
Kini ku berjalan sendiri.
Tanpa siapa pun yang kamu harapkan mengisi hati ini, memberi kebahagiaan baru.
Meski pernah merasakan kebahagiaan baru itu, namun pergi dalam minggu yang singkat.
Aku kembali sendiri.
Ditemani bayangan dan aroma tubuhmu.

*David Guetta feat. Usher – Without You*

Masihkah ada cinta itu?
Tanya mereka yang iba padaku.
Masihkah ada rindu itu?
Tanya mereka yang iba padaku.
Masihkah ada cemburu itu?
Tanya mereka yang iba padaku.

*Coldplay – Fix You*


two hearts share one soul. they’re called soulmates. (09.12.11)

puisi untuk kamu

@pulp_pix 

Ada puisi untuk kamu
Ada lagu untuk kamu
Pun senyum senja,
Hanya untuk kamu..
Tapi tak ada hati untukmu..
Hari ini.

Batu Karas, 19 Mei 2007

2004

Kritz


 2004.

Ku bubuhkan ini dalam kata pengantar skripsiku. Halaman ix. Nomor 23.

RBH…Rasa hampa hadir karena adanya perbedaan. Namun jejak langkah yang kau tinggal mampu menciptakan firasat yang mungkin hanya kurasakan sekali ini saja.

Bukan sekedar pelengkap kata pengantar.
Bukan sekedar ucapan terima kasih.
Bukan sekedar curahan hati karena cara kita beribadah memaksa kita berpisah.
Yang pasti. Pernyataan cinta tulus dari hati. Seperti yang selalu kuberikan padamu hingga 453 hari lalu. Bahkan mungkin hingga hari ini. Saat kamu membacanya.

Semua tulus.

Hanya satu yang tak tulus: Melepasmu.


two hearts share one soul. they’re called soulmates. (08.12.11)

Rabu, 07 Desember 2011

wednesday is a humble, unremarkable day.

+++++



_shint




"it was a wednesday. a humble, unremarkable day. the middle child in the weekday family.
a wednesday has to work hard to be noticed. most people let each one pass without comment."
_pseudonymous bosch.
+++++


i search for my dearest quatre-c in the low hiss between his selection of songs, in the gutter between comic panels and in the broken white space around the text. i search for him in the vacant pillow at the left side of my bed. i search for him in the emptied instant coffee cans. i search for him in the corner of old portraits. i search for him in the scent of light green colored body lotion.

i can't find him anywhere, my small seemingly meaningless little wednesday. there's no him, let alone, us. oh, but i have ceased to hope ever since he lost his tongue and failed to clearly say that he has the least romantic interest towards me. instead of doing so, he blabbered about how two sad people will not do.

i didn't cry. i was more confused than sad.
then there were denials. days and nights i spent trying to get my mind occupied because if i let it wanders, it will march on to one direction: a certain tall myopic guy, my skinny love.

come to think of it, i have never really deal with or try to cure my broken heart. whenever such situation occurs, i am always enduring it: curl-up on the corner of my bed crying at night, browse old photo albums recalling the "happy days" ---then cried, write lugubrious forlorn remorseful agonizing blog-posts (my posts on heartache are the best among other topics i posted, a little pygmalionism, i admit to suffer) ---then without my consent, trigger a blog-war with ex's new girlfriend (ahaha, stupid), et cetera, et cetera, et cetera.

time heals, i buy that, and those morose activities help a lot. i guess i am excel at expressing melancholias but it's a forte i do not really proud of. there were also several mistakes under the name of persistence i will not prolong, such as play the magnetic fields' i don't want to get over you in heavy rotation, not brave enough to make any move forward (shift+delete) and thus, let chances slipped away.

all i need now is just some more time to pack all these thoughts and hopes and dreams, tuck them into a shoe box then pile it with other boxes of memories. approaching the end, there are periods when all we need to do is just waiting for the feeling to gradually diminish. i believe this is one of that kind of moments and yours truly would just retract and dissipate for a while, slowly pull down the curtain woven of amatories. au revoir, no, adieu?


+++++
“scraps of memory: this is not how a climax should be written. a climax should surge towards its himalayan peak; but i am left with shreds, and must jerk towards my crisis like a puppet with broken strings. this is not what i had planned; but perhaps the story you finish is never the one you begin.”
_salman rushdie.



deeppurple

@clovique

Deep purple is the color of an old spinster whom is always smelled of rose powder and cold as pearl necklace that is long and strangling the wrinkled neck. Yet, also an old widow’s lace dress’ who crouched into the corner of your attic, turning into a spider that is a mighty succubus.

Miss Havisham. With the old wedding dress. The veil that hid that sickly smeared rose lipstick all over her thin mouth.

Fully aware of being awfully romantic and cursed love all her life after being left at the altar. One must not love. One’s heart must stay frozen. Tightly closed and locked. Throw away the key.

A vampire.

Afraid of sunrise and the clock striking the hour.

Sucking on others’ lives.

Too bad she didn’t know. There’s nothing so bad a plateful of hot indomie goreng can’t fix.

Esmeralda.

Pip.

Nothing so grave and crazy like love. You run after it all your life and find it standing at the beach looking far into the horizon and setting sun holding the hand of your little son.

Love between Catherine and Heathcliff that haunts even longer than life could hold them from staying.

*

She put down her violin and began to really look outside. She always wanted to fly out of here. From the tower her mother created for her. They’re always together yet she managed to keep a distance between them, somehow. She caressed her silver hair and walked across her room to sit on an old rocking chair, where her mama rocked her when she was still tiny to sleep in her lap. As this chair aged through time, she came to term with the fact that she’d never do that to her own baby. She would stay here for always. Famish.

For always acting out a role she despised.

For every reason thinkable of why she couldn’t be her own self.

She even lost her shadow a long time ago. A result of her cowardice.




*pr nulis cerita dari lagu instrumental the day of the river (spirited away)

adahalhalyangtakperludiucapkan.

@clovique


Tapi kondisi baik dan aman selalu membuatku tergoda untuk cemplungcemplung kaki di telaga lain. Yang airnya gelap tak berbayang sehingga tak mungkin kutebak kedalamannya. Kecuali jika aku menceburkan sesuatu ke airnya.


Lagilagi saat seperti ini. Kamu tidak sedang bersama siapasiapa dan aku kebalikannya. Entah sudah berapa kali kita bergantian mengalami ini. Ujungujungnya penasaran tak terjawab. Bertahuntahun hingga sekarang. Kita mengalami saatsaat kita hanya duduk berdua dan mengobrol. Tapi tidak ada yang berusaha melakukan lebih. Kita tahu kita samasama ingin. Aku tidak tahu bagaimana denganmu. Aku memang takut. Takut jika aku akan menyukai diriku. Jika denganmu.


Seringkali kuputar dalam kepala adeganadegan yang mungkin terjadi jika kita betulbetul melakukan lebih. Lebih dari omongomong tak jelas dan hening yang sering tercipta saat bersamamu. Hening yang memekakkan telingaku dan aku selalu berusaha mencari sesuatu untuk dibicarakan. Tapi kamu selalu merasa nyaman dengan itu. Dan aku nyaman duduk diam dengan diammu. Aku tahu kita berusaha meredam kecamuk dalam kepala dan dada masingmasing agar tidak ada yang mendengar. Dan memang tidak ada. Diamdiam berharap memang terdengar dan kita saling meredakannya.


Akan tidak seru jadinya kalau semua pertanyaan terjawab. Rasanya seperti momen di mana kau merasa telah melakukan semua yang harus dilakukan dan saatnya untuk pergi. Tapi kita tidak pernah benarbenar pergi. Saling menyalakan rokok, kadang terselip aku,kamu. Seharusnya gue dan elo seperti biasa sudah cukup.


Ada halhal yang tak ditakdirkan terjadi.
(kita selalu bertanya dalam hati) 

#forhimwhoneverknows (Balikpapan,2009)

N

Wahai jejaka,

Aku baru saja usai berkelana, berkendara memunguti remah remah memori

Menyusuri Jalan Minyak memotong Gn. Dubbs diiringi senandung indah Ambrosia Parsley yang ternyata tidak lengkap

Di sini dulu aku memikirkanmu dalam Dust and Echoes yang berkeliaran berusaha menangkap perasaanku

Kenangan-kenangan kita tumbuh bagaikan pohon-pohon tua di sepanjang Jalan Lombok ini, menuruni bukit menyambut megahnya samudera terbentang yang memeluk sendi sembilu dalam kerinduanku

Padamu

Selalu
Walaupun hanya aku dan bangunan Dreams yang menjulang
Walaupun hanya aku dan semu semu
Walaupun kau tak pernah tahu
This Used To Be My Playground,
ya, memang, hanya aku yang tahu

Wahai jejaka,

Saat ini aku merasa mereka pikir aku gila
Berkendara sendiri
Tersenyum sendiri
Tertawa
Menangis
Dan
Membisu

Berusaha menalari Love Song For A Vampire.
“Rhythm of this trembling heart is beating like a drum
It beats for you, it bleeds for you,”

            yang merasuki akan desahan kesendirianku di sore nan terik ini

Hanya menikmati dentuman membahana Deceptacon dan Paris yang membuatku ingin bergerak lincah kanan kiri,

seperti waktu dulu kau tersenyum manis padaku, mendulang mentari dalam duniaku

Laksamana laut pun mengiringi perjalanan kecilku ini,
Ia yang menyentakku saat lamunanku akan dirimu menghalangi lampu merah berganti hijau
Ia menuntunku membelokkan roda ke arah Bandar udara Sepinggan sambil mengusung Airport Surroundings

Wahai jejaka,
Aku rasa kamu akan suka Snow Brigade dan aku rasa kita akan sama-sama mengulanginya sampai bosan
Sampai aku dan kamu pun bosan bertatapan dan saling meracik rasa yang entah apa berkecamuk

Ini kah?
Dia kah?

Kau hanya sebuah ide sempurna
Yang aku pun tak mengerti
Terpilin-pilin dalam dinasti emosi tak berujung

I’ll Be Over You seakan menyindirku dengan sengaja, dan menertawakan kebodohan hari ini
Tapi tak apa,
Rentang waktu yang membuaiku selama ini telah berbaik hati dan mengisinya dengan sendunya Fragile, membuatku merasa kecil dari luapan mega dan samudera

Dan lalu, kini
Aku pulang
Kembali memasuki dunia nyata
Tanpamu
Hanya serapan ampas kelanaku akan Balikpapan dan dirimu
Melekat meluruh
Menyeluruh

Mematikan

Wahai jejaka,
Mungkinkan aku bisa memandangmu sebelum aku pergi?

Surga Yang Berbeda

N

Tidak masalah dan tidak ada yang salah dengan visual 2 dimensi itu di layar komputer. Tapi tanpa rencana dan sepengetahuan saya, semuanya salah. Ingin rasanya kutusuk senyum itu dan kuremukkan badan yang terpampang sombong didalamnya. Tidak. Tutup saja lah laptop ini.

Andai saja menutup luka ini semudah menutup laptop, pasti aku akan baik-baik saja. Tapi tanpa daya, sekuat apapun kubasuh luka menganga yang menuturkan nanah perih setiap saatnya ini hanya semakin memberikan teror laten di setiap hari.

“Mar, belajar berbesar hati itu susah sekali ya?” ujarku lewat Blackberry Messenger kepada seorang teman dekat. Mataku hanya terpaku menunggu symbol jam pasir merah itu berubah ke huruf “D”, menarik napas, meliriknya lagi sampai berubah menjadi “R”. Tidak lama, balasan muncul diiringi penanda suara Chi Gong yang kupilih dua tahun lalu.

“Iya, Din. Susah banget. Sabar ya,” tanggapnya dengan sabar. Aku percaya padanya. Dia tahu rasanya. Dia tahu rasaku.

Berbesar hati menerima bahwa surga kami berbeda.

Cinta memang tak berbatas, tapi secara duniawi, cinta itu punya banyak batasan. Suku, umur, agama, latar belakang keluarga, sosial ekonomi, ras, dan lain-lain yang kesemuanya digarap oleh manusia sendiri. Tuhan memang satu, tapi dia menciptakan banyak orang berbeda. Untuk apa? Apakah untuk diperlakukan berbeda seperti yang dikatakn Adolf Hitler? Lalu dijadikan alasan untuk saling memusnahkan?

Tidak.

Tuhan itu adil dan dia ingin keadilan di dunia. Manusia diciptakan berbeda untuk memahami betapa sebenarnya mereka semua sama. Tidak lucu Tuhan menciptakan manusia sama persis semuanya, luar dan dalam. Dimana letak seninya? Dimana letak tantangannya?

Terlalu melantur.

Intinya, surga kami berbeda. Karena agama kami tidak sama. Dia pengikut Muhammad SWA dan saya pengikut Yesus Kristus. Dan menurutnya, kami tidak bisa bersama.

Omong kosong.

Eyang kakung saya pemeluk Hindu, eyang putri saya pemeluk Islam. Ayah saya Islam, ibu saya Kristen. Tante dan Oom saya bervariasi dari Islam, Kristen dan Katolik. Mulai dari suku Jawa, Menado, Sunda, Irian, Cina, Palembang, Banjar, dan lain-lain bertebaran dalam keluarga saya.

Keluarga saya baik-baik saja dan penuh toleransi. Kami bahagia diatas semua batas cinta yang terpampang.

Cinta yang dia umbar dan kumandangkan padaku. Hanya bersisa ampas, abu, debu tak berbekas. Tak terlihat wujud asalnya. Habis. Oleh kebohongan dan kebutaan yang ia tancapkan. Bukan seribu jarum yang menghujam ulu hatiku, namun pasak raksasa yang mendesak perlahan melukai hati. Hati yang aku pakai untuk mencintainya, memberinya kasih sayang dan tempat bernaung. Namun apa salahku? Aku tak menyisakan cukup ruang untuk berteduh bagi diriku sendiri. Dan aku terperosok ke dalam diriku sendiri yang penuh tanda Tanya.

Aku tidak meminta dilahirkan Kristen.

Dan dia tahu kami dilahirkan dan dibesarkan berbeda (agama). Namun ia melaju dan menginjak pedal gas itu dengan sepenuh jiwa (menurut yang dikatakannya padaku). Aku terpacu. Dan saat ia menginjak rem mendadak aku tak bisa mengelak.

Apa yang aku tahu selama ini? Nol.

Apakah aku dibohongi? Mungkin.

Apakah aku dipermainkan? Bisa jadi.

Apakah aku dicintai? Tidak tahu.

Apakah aku percuma? Ya. Aku percuma. Karena aku tidak cukup berharga untuk diajak bekerja sama. Aku percuma karena aku tidak cukup ini itu. Dan aku percuma berontak dan berteriak. Karena aku percuma.

Percuma katanya mengenai masa depan kami. Karena surga kami berbeda.


Halo Lioni, saya juga pernah patah hati

TL


Halo Lioni, ya sama seperti kamu saya pernah patah hati, lebih buruk dari itu saya orang ketiga.


Awalnya saya dan dia hanya teman, yang dicomblangi pertemanannya oleh kedua teman kami. Gak pernah terpikirkan kalau saya bisa jatuh cinta dengannya. Puisinya jelek, gombal dan guyonannya jauh dari kata lucu. Lain dengan perhatiannya yang beruntun hampir tiap harinya. 

Pernah dengar tentang bagaimana seseorang jatuh cinta bukan pada orang yang dicintainya, tapi pada ide tentang jatuh cinta itu sendiri. Kemungkinan saya begitu. Terlalu sering baca buku dan lalu melihat film yang bercerita tentang satu hubungan yang kemudian diwarnai oleh orang ketiga. 


Kemudian lambat laun hubungan dengan orang ketiga itu sendiri makin manis dipenuhi dengan letupan kiri kan dan depan belakang yang bisa bikin si orang ketiga itu berpikir bahwa si pria dalam keadaan yang terjepit di hubungan yang sudah-tanggung tapi dia punya orang yang lebih dicintainya, si orang ketiga. Di akhir cerita si pria akan memilih orang ketiga tersebut dan mereka hidup bahagia selamanya.  

Ya, saya terlalu banyak nonton dan baca cerita seperti itu. Itu pula yang membuat saya menebak-nebak apa yang akan dilakukan oleh dia setelah saya meninggalkan dia atau pura-pura meninggalkan dia, setelah dia bilang kalau dia agak jauh dengan kekasihnya dan bahkan pada saat kami diam-diam bertemu dan berkencan.

Kemudian terjadilah di tahun ketiga, adegannya sama dengan adegan klimaks pada cerita yang saya pernah liat dan baca. Kami bertengkar, tak lama dari itu kami baikan lalu saya bilang kalau ini harus berhenti. Dia menolak, lalu hadirlah pertanyaan "dia atau saya" (maaf merusak tulisan ini, tapi saya tertawa selagi menulis bagian ini). Dia bilang dia pilih saya (pada waktu itu), dan jawaban sebenarnya sudah dijawab tahun ini, dia memilih kekasih hatinya yang sudah ia pacari hampir 6 tahun, kurang sedikit lagi dari awal saya dan dia bertemu. Ya, di tahun ini mereka menikah. 

Oh ya, soal kenapa saya bisa ketawa tadi. Teman saya pernah bilang, semua ada waktunya, dan kamu akan tau bagaimana lucunya kelakuan kalian kalau kamu sudah bisa melepasnya. Katanya saya tidak akan bersedih lagi pada waktunya, malah saya bakal melihat hal-hal lalu sebagai kelucuan (dalam arti yang baik), bukan benci lagi dan bukan sakit lagi. Jadi apakah tadi saya, ah lupakan mari lanjutkan cerita patah hati saya. 

Pada saat patah hati, saya ingin pergi jaaauuhh sekali. Ini terjadi pada saat hari dimana mereka menikah. Saya gak pengen sendiri, maka dari itu saya ajak teman saya untuk menemani saya. Seminggu sebelum mereka menikah, saya sudah mensugestikan diri saya untuk menyibukan diri dan jangan bersedih, tapi gagal di 4 hari sebelum mereka menikah. 


Dia menelepon saya. 


Ya, telepon pertamanya dalam entah berapa bulan. Oh ya, saya harus kasih tau ini terlebih dahulu, saya tau dia menikah bukan dari dia sendiri, saat saya tanya 3 bulan sebelum mereka menikah, dia tidak menjawab pertanyaan saya. Kembali ke masalah telepon tadi, ya dia menelepon saya pagi itu dan saya tidak angkat teleponnya. Tapi lalu pesan singkat datang, ya, dia mengundang saya hadir di pernikahannya. Dan dari situlah patah hati saya benar-benar dimulai. 

Berbicara tentang jatuh cinta pada ide jatuh cinta itu sendiri, saya pun punya ide untuk patah hati yang sempurna, dan mendapatkan pesan singkat 4 hari sebelum pernikahannya bukanlah masuk ke dalam skenario patah hati saya. 

Sekian Lioni cerita tentang patah hati saya. Kamu tau, saya berencana untuk menulis tulisan ini tapi saya gak pernah punya keberanian untuk buka lagi luka lama itu, apa yang terjadi di akhir tulisan ini, saya tertawa. Mungkin berbagi itu ada waktu pasnya, dan ini waktu yang pas buat saya berbagi dan lalu melepaskan semuanya, terutama kelucuan yang menurut teman saya akan muncul jika sudah tiba waktunya. Terus apakah ini waktunya, kita tak pernah tau.

Terima kasih Lioni. Ya, saya pernah patah hati, siapa sih di dunia ini yang belum pernah patah hati? 
Ciao Lioni. Semoga lekas sembuh. 

"Oh dream maker, you heartbreaker... I'm crossing you in style someday"
-TL-

mengapa?

pepengtea


Mengapa?... Padahal... Bukankah... Kalau saja...

"Mengapa?" Pertanyaan ini memang selalu menyertai saat peristiwa
terjadi di luar rencana. Hati rasanya dongkol bukan main, tak bisa
menerima kondisi yang baru saja berlalu. Kecewa? Ahh, tentu saja, tak
perlu lah tanya-tanya.

Cinta sebelah tangan, atau apapun itu namanya memang membikin risih
segala hal. Ejekan kawan-kawan yang biasanya jenaka, seketika berubah
menjadi mimpi buruk. Gara-gara si 'kehet' itu, hidup jadi tak karuan,
siapa lah yang lebih menderita dari padaku.

Padahal semua sudah sesuai, gaya rambut, cara berpakaian, parfum yang
dipakai, dan lain-lain. Bahkan, bunga kesukaan sudah didapatkan.

Bukankah dia sempat bilang,
"Aku suka cowok berambut lurus", ini saya betul.
"Aku suka cowok yang doyan musik", ini saya betul.
"Aku suka cowok bertubuh sedang", ini lagi, cocok sama saya.
"Aku suka cowok berkulit sawo matang", pas, saya betul.
"Aku suka cowok cerdas", ah ga terlalu sih, tapi bisa diusahakan.
"Aku suka cowok yang membuat nyaman", cowok yang paling deket sama
dia, ya saya.
"Aku suka cowok yang bisa motret", nah sudah tiga bulan lalu saya lulus kursus.
Apa yang salah?

Kalau saja jadi, tentu tak bakal begini jadinya. Kata orang mungkin
ini yang terbaik, ah omong kosong, mereka tak tahu apa yang saya
rasakan.

Ah.. Setan.. Setan.. Apes banget deh.. Benci betuuuullll sama dia.

Nb.
Tiba-tiba dia lewat di depan muka dan menyapa, "hai peng, pulang dulu
ya". "Eh, iya.. Hati-hati di jalan ya", jawabku kikuk.

silent sigh.

Kere 

“Gak semua selalu terjadi sesuai yang kita harapkan.” - My Dad, 2010 -

Yup! Kalimat itu yang muncul dari Bokap gw waktu perjalanan pulang dari Jakarta ke Bandung, sekitar tahun 2010, sesudah Paskah.

Perbincangannya padahal gak ada sangkut pautnya dengan tema utama blog-nya si Lioni ini sih, tapi ntah kenapa gw ngerasa Bokap gw tau masalah apa yang sedang gw hadapi di 2010 itu (dan masih ajeee ampe sekaranggg!!! Damnn!!)

Kenapa tadi gw nyebut Paskah? Karena pas setiap Paskah selama 2 tahun berturut-turut, 2009 dan 2010, kandasss cyinnn!!!! Anyink teh! Sampai pada akhirnya gw agak percaya akan adanya Kutukan Paskah, jadinya jangan jadian pas Paskah, bisa putusss hahahaha..

Yang 2009 mah oke lah, cukup seminggu, trus gw dah sembuh dan bisa pergi dengan yang lainnya. Gaya kan gw,li? Hahahaha..

Nahhh yang 2010 itu tuhh.. loh kok? Loh kok? Memanjangggg yaa ampe sekarang.. Babik!

Ini gw sambil ngetik sambil kebayang-bayang lagi ginih!! Siyalan lo li! Hahahahaha..

Gw juga bingung ama diri gw sendiri, padahal semua cara udah gw lakuin biar lupa ama tuh orang. Gw dah kencan berkali-kali dengan orang yang berbeda-beda (ini gak sepenuhnya benar ya, gak banyak kok) tapi teuteuuupp ajaa gak bisa lupa.

Gw sampe pindah kerja (alesannya sih biar dapet gaji yang lebih layak, padahal mah terlalu banyak memori yang menempel di kerjaan yang lama) , tapi teuteuuupp ajaa kepikiran.

Trus gw beli barang-barang yang gw kira bisa menghibur gw gitu kalo lagi weekend di rumah, tapi apaan?? Kagak ngaruh!!

Sampe kadang-kadang gw tuh pengen teriak di depan mukanya,”HEH MAU LO TUH APA SIH!! KOK GW GAK BISA NGELUPAIN ELO!!”
Mungkin dia akan jawab,”YA MENEKETEHE??”

Mengeluh mengeluh dan mengeluh aja kerjaan gw jadinya.. Tapi setiap gw lagi mendung mendung kelabu gitu, gw selalu inget pesen Bokap gw yang di atas tadi. Dan mayan laaa jadi agak tenangan dikit gw-nya.. :D

Anyway, pesen gw mah ya buat si Lioni dan teman-teman yang merasakan juga 52Wednesday ini. Dibawa asik aja lah.. Gak usah dipusingin.. Mendingan fokus dulu aja di Karier.. Eaaaaa alasann standarrr ituuuu hahahahaha...

Udah ah.. jadi pengen nangis sambil ketawa nih gw.. Pokoknya mah ya semoga kita semua bisa MOVE ON yaa.. aminnn.. :D

Salam Silent Sigh!! Hahhhhh!!!

ini rabu kelimapuluhdua

sudah rabu kelimapuluhdua

apakah rindu ini harus usai hingga di sini?
apakah aku masih boleh rindu?

:)