Rita Anggorowati
Dimulai dengan untaian kata yang tak sengaja kubaca:
'Karena inilah takdir kita, apapun yg terjadi dengan keadaannya, kamu adalah bagian dalam hidupku yg pernah dan akan selalu ada'.
Dan ketika malam semakin tua. Dingin semakin terasa. Lalu lirih perih itu menyapa. Ah, mengapa bisa? Heran tanya. Edar sekeliling cari makna. Namun jawab tak pernah ada...
Ketika lara itu kembali menyapa. Raba perih usap luka. Tanpa airmata. Tanpa amarah murka. Hanya duka. Menganga. Tanpa dinyana. Mengapa?
Kala maaf terucap begitu saja. Tulus tanpa dipinta. Tapi luka tetap luka. Tak akan pernah lupa. Walau dendam itu tak pernah ada. Perihnya selalu nyata.
Wahai Sang Penguasa Rasa. Basuh luka ini dengan asa. Usap duka ini dengan cinta. Semua ini ada karena Kau yang punya kuasa. Maka kabulkan pinta. Karena Kau Maha Menggenggam Segalanya.
November 20, 2010 at 2:36pm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar