@clara_salian
Seumur hidup saya tidak banyak kali jatuh hati. Tidak penuh kedua tangan saya untuk mewakili laki-laki yg saya pernah suka. Alasannya sederhana: laki-laki begitu-begitu saja dan merepotkan. Sementara saya sangat meyakini bahwa saya hidup di dunia untuk mengurus orang lain. Jadi terbayang penghayatan yang begitu mendalam utk mengurus seseorang yang merepotkan dan biasa-biasa saja. Satu saja sudah bikin sakit kepala apalagi banyak. Belum lagi permintaan laki-laki agar perempuan mencintai mereka sepenuh jiwa, dari ujung kepala sampai ujung kaki, dan membalasnya dengan seperempat isi kepalanya saja. Dicicil 3 kali. Akhirnya seumur hidup saya benar-benar jatuh cinta pada 2 laki-laki saja, dengan skor: 1 kali membuat patah hati-1 kali dibuat patah hati. Dan saya survived.
Keyakinan saya bahwa hidup cuma sekali dan ini divalidasi oleh kitab suci saya yang setelah dibolak-balik baca terjemahannya juga gak ada kata-kata reinkarnasi. Jadi untuk setiap kesempatan saya melakukannya sampai mentok. Sehingga untuk urusan cinta, saya mencintai dua laki-laki ini sepenuh hati, lakukan yang perlu dilakukan hingga selesai atau selesaikan bila tidak ada lagi yang bisa dilakukan. Hubungan terakhir ini sudah bertahan hampir 14 tahun, dari jatuh cinta, muak, sampai jatuh cinta lagi... Kami masih bersama. Senang, sedih, datar, penuh kejutan dijalani dan ditelan saja bulat-bulat. Dan saya bertahan.
Pelajaran yang saya peroleh: Happily ever after itu ternyata proses bukan tujuan akhir. Ketika saya berpikir sudah ideal dan akan bahagia selamanya, selalu ada hal baru yang harus dilewati, menyadarkan bahwa perjalanan cinta saya masih panjang dan hubungan kami belum apa-apa. Jatuh cinta, patah hati, jatuh cinta lagi berkali-kali dan tiap kali rasanya tidak pernah sama. Bagaimana bisa bertahan dan bahagia adalah proses yang saya pelajari dan saya upayakan selama ini. Dan saya bertahan, cinta saya bertahan.
Selamat menikmati perjalanan cintamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar