Rabu, 07 Desember 2011

#forhimwhoneverknows (Balikpapan,2009)

N

Wahai jejaka,

Aku baru saja usai berkelana, berkendara memunguti remah remah memori

Menyusuri Jalan Minyak memotong Gn. Dubbs diiringi senandung indah Ambrosia Parsley yang ternyata tidak lengkap

Di sini dulu aku memikirkanmu dalam Dust and Echoes yang berkeliaran berusaha menangkap perasaanku

Kenangan-kenangan kita tumbuh bagaikan pohon-pohon tua di sepanjang Jalan Lombok ini, menuruni bukit menyambut megahnya samudera terbentang yang memeluk sendi sembilu dalam kerinduanku

Padamu

Selalu
Walaupun hanya aku dan bangunan Dreams yang menjulang
Walaupun hanya aku dan semu semu
Walaupun kau tak pernah tahu
This Used To Be My Playground,
ya, memang, hanya aku yang tahu

Wahai jejaka,

Saat ini aku merasa mereka pikir aku gila
Berkendara sendiri
Tersenyum sendiri
Tertawa
Menangis
Dan
Membisu

Berusaha menalari Love Song For A Vampire.
“Rhythm of this trembling heart is beating like a drum
It beats for you, it bleeds for you,”

            yang merasuki akan desahan kesendirianku di sore nan terik ini

Hanya menikmati dentuman membahana Deceptacon dan Paris yang membuatku ingin bergerak lincah kanan kiri,

seperti waktu dulu kau tersenyum manis padaku, mendulang mentari dalam duniaku

Laksamana laut pun mengiringi perjalanan kecilku ini,
Ia yang menyentakku saat lamunanku akan dirimu menghalangi lampu merah berganti hijau
Ia menuntunku membelokkan roda ke arah Bandar udara Sepinggan sambil mengusung Airport Surroundings

Wahai jejaka,
Aku rasa kamu akan suka Snow Brigade dan aku rasa kita akan sama-sama mengulanginya sampai bosan
Sampai aku dan kamu pun bosan bertatapan dan saling meracik rasa yang entah apa berkecamuk

Ini kah?
Dia kah?

Kau hanya sebuah ide sempurna
Yang aku pun tak mengerti
Terpilin-pilin dalam dinasti emosi tak berujung

I’ll Be Over You seakan menyindirku dengan sengaja, dan menertawakan kebodohan hari ini
Tapi tak apa,
Rentang waktu yang membuaiku selama ini telah berbaik hati dan mengisinya dengan sendunya Fragile, membuatku merasa kecil dari luapan mega dan samudera

Dan lalu, kini
Aku pulang
Kembali memasuki dunia nyata
Tanpamu
Hanya serapan ampas kelanaku akan Balikpapan dan dirimu
Melekat meluruh
Menyeluruh

Mematikan

Wahai jejaka,
Mungkinkan aku bisa memandangmu sebelum aku pergi?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar